Selasa, 10 Mei 2016

"Penyebab Kemunduran Motorala Dalam Menghadapi Pesaing Bisnis" Fikri Pratomo-30814008 (4.2Ds)



Motorola berawal pada tahun 1928, ketika Paul Galvin memulai usaha kecil yang membuat produk-produk elektronik dan komponennya.
Perusahaan tersebut tumbuh dengan pesat pada tahun 1940-an ketika untuk pertama kalinya mulai membuat radio mobil dan kemudian televisi.
Pada tahun 1947, Galvin menamai ulang perusahaannya Motorola sesuai dengan nama mereka yang digunakan oleh radio mobilnya.

Dengan berlalunya waktu, dan di bawah kepemimpinan Robert Galvin, anak dari pendiri perusahaan, Motorola memperluas usahanya pada berbagai ragam bidang produk dan pada tahun 1980 telah menjadi salah satu perusahaan elektronik terbesar dan paling berhasil di dunia.







Kekuatan :


Pada awal tahun 1990, dengan sebuah tim kepemimpinan yang baru di puncaknya Motorola merupakan pemimpin dalam pasar semikonduktor, komunikasi data, dan teknologi telepon seluler.
Perusahan tersebut juga dikenal karena kualitasnya, dengan memenangkan Malcolm Baldrige U.S. National Quality Award yang pertama pada tahun 1988.



Kelemahan  :


Serangkaian kesalahan manajerial, rencana yang kurang matang, dan nasib buruk telah membuat perusahan mengalami kerugian besar – perusahaan kehilangan keunggulannya di pasar, kehilangan kontak dengan konsumennya, dan mendapat masalah sebagai akibat produk dan kualitas pelayanannya yang buruk.




Ancaman :

Pasar semikonduktor juga bergeser, menyebabkan bisnis semikonduktor Motorola berada di posisi yang lemah dalam teknologi baru dan area-area pertumbuhan baru yang potensial.
Lebih lanjut, karena sekitar 24 persen bisnis perusahaan tersbeut berada di Asia, krisis moneter yang melanda benua tersebut juga menghantam Motorola dengan keras.




Langkah Perbaikan:


Pada tahun 1977, akhirnya dewan Motorola merasa mereka telah mengalami cukup banyak masalah.
Mereka memecat CEO perusahaan dan menempatkan Christopher Galvin, cucu dari pendiri perusahaan, pada posisi puncak.
Namun, pada saat itu Galvin telah mengetahui apa yang harus dilakukan dan menyiapkan dirinya sendiri dan manajer-manajer puncak lainnya utnuk menerima kenyataan pahit yang mereka hadapi.
Dalam periode beberapa bulan, Galvin memfokuskan ulang bisnis perusahaan pada kekuatan intinya, menjual sejumlah operasi yang tidak berkinerja baik dan operasi sampingan.
Dia juga memperbarui komitmen Motorola pada inovasi dan pengembangan produk baru dan membuat pemasaran menjadi prioritas utama melebihi sebelumnya sepanjang sejarah perusahaan.
Sebagai bagian dari perubahan ini, Galvin juga mengubah pengorganisasian perusahaan, menghilangkan perseteruan di dalam manajemen dan dominasi kelompok yang telah berlangsung selama beberapa dekade.




Peluang :


Galvin  berperan sebagai sumber inspirasi, memotori karyawan di balik usaha revitalisasi perusahaan, dan memberi semangat kepada mereka untuk mengembangkan ide-ide baru yang berani serta untuk berpikir dengan cara-cara yang tidak konvensional.





Better strategy :


Motorola telah bangkit dan sekali lagi menjadi yang terdepan dalam industrinya.
Sebagai contoh, kualitas sekali lagi menjadi kata kunci di Motorola, para analis mempromosikan saham-saham Motorola dan produk-produk perusahaan menjadi pemimpin pasar lagi.
Akan tetapi Galvin belum selesai.
Ia sendiri berkata,
 “Ini semua merupakan suatu perjalanan, bukan tujuan”.

Dia merencanakan terus memperbarui dan mengembangkan perusahan untuk membuatnya semakin efektif.
Dia memiliki visi besar mengenai masa depan, visi yang diisi dengan produk-produk, teknologi dan pelayanan baru yang menakjubkan.
Dan Galvin melihat nama “Motorola’ menghiasi lanskap teknologi masa depan.
Namun Di Indonesia , dan mungkin Di NEgara LAin,,Pasar Elektronik khususnya Hape,,
Motorola Masih menjadi sebuah Merek yang diperhitungkan dalam masalah Fitur dan Gaya,,
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar