Selasa, 19 April 2016





Asal Usul Motorola berawal pada tahun 1928, ketika Paul Galvin memulai usaha kecil yang membuat produk-produk elektronik dan komponennya.
Perusahaan tersebut tumbuh dengan pesat pada tahun 1940-an ketika untuk pertama kalinya mulai membuat radio mobil dan kemudian televisi.
Pada tahun 1947, Galvin menamai ulang perusahaannya Motorola sesuai dengan nama mereka yang digunakan oleh radio mobilnya.

Dengan berlalunya waktu, dan di bawah kepemimpinan Robert Galvin, anak dari pendiri perusahaan, Motorola memperluas usahanya pada berbagai ragam bidang produk dan pada tahun 1980 telah menjadi salah satu perusahaan elektronik terbesar dan paling berhasil di dunia.

Pada awal tahun 1990, dengan sebuah tim kepemimpinan yang baru di puncaknya Motorola merupakan pemimpin dalam pasar semikonduktor, komunikasi data, dan teknologi telepon seluler.
Perusahan tersebut juga dikenal karena kualitasnya, dengan memenangkan Malcolm Baldrige U.S. National Quality Award yang pertama pada tahun 1988.
namun pada pertengahan tahun 1990, Motorola mengalami penurunan yang tampaknya sulit untuk diubah.
 Serangkaian kesalahan manajerial, rencana yang kurang matang, dan nasib buruk telah membuat perusahan mengalami kerugian besar – perusahaan kehilangan keunggulannya di pasar, kehilangan kontak dengan konsumennya, dan mendapat masalah sebagai akibat produk dan kualitas pelayanannya yang buruk.

Untuk satu hal, Motorola jauh ketinggalan dalam teknologi telepon digital dan terpaksa melepaskan kedudukannya sebagai pemimpin pasar kepada Grup Nokia dari Finlandia.
Pasar semikonduktor juga bergeser, menyebabkan bisnis semikonduktor Motorola berada di posisi yang lemah dalam teknologi baru dan area-area pertumbuhan baru yang potensial.

Lebih lanjut, karena sekitar 24 persen bisnis perusahaan tersbeut berada di Asia, krisis moneter yang melanda benua tersebut juga menghantam Motorola dengan keras.
Ditambah lagi, sistem satelit komunikasi iridium senilai $6 miliar yang diciptakan, didanai, dan dibantu pembangunannya oleh perusahaan, tidak berhasil menepati tanggal peluncurannya, gagal menarik pelanggan, dan pada akhirnya harus dinyatakan bangkrut.

Pada tahun 1977, akhirnya dewan Motorola merasa mereka telah mengalami cukup banyak masaah.
 Mereka memecat CEO perusahaan dan menempatkan Christopher Galvin, cucu dari pendiri perusahaan, pada posisi puncak.
Sementara itu, Galvin tahu bahwa perusahaan berada dalam kondisi yang sangat bruruk, tetapi ia sendiri tidak merasa yakin dari mana ia harus memulai untuk membangun kembali perusahaan.
Pada akhir tahun 1997 dan awal tahun 1998, perusahaan benar-benar telah mencapai titik dasar dan para analis menghapus nama perusahaan dari pasar bursa dan orang mulai bertanya-tanya apakah Galvin memiliki keterampilan manajerial yang sama dengan ayah dan kakeknya.

Namun, pada saat itu Galvin telah mengetahui apa yang harus dilakukan dan menyiapkan dirinya sendiri dan manajer-manajer puncak lainnya utnuk menerima kenyataan pahit yang mereka hadapi.
Dalam periode beberapa bulan, Galvin memfokuskan ulang bisnis perusahaan pada kekuatan intinya, menjual sejumlah operasi yang tidak berkinerja baik dan operasi sampingan.
Dia juga memperbarui komitmen Motorola pada inovasi dan pengembangan produk baru dan membuat pemasaran menjadi prioritas utama melebihi sebelumnya sepanjang sejarah perusahaan.
Sebagai bagian dari perubahan ini, Galvin juga mengubah pengorganisasian perusahaan, menghilangkan perseteruan di dalam manajemen dan dominasi kelompok yang telah berlangsung selama beberapa dekade.
Galvin juga berperan sebagai sumber inspirasi, memotori karyawan di balik usaha revitalisasi perusahaan, dan memberi semangat kepada mereka untuk mengembangkan ide-ide baru yang berani serta untuk berpikir dengan cara-cara yang tidak konvensional.

Akan tetapi, ia juga terpaksa membuat suatu keputusan berat ketika pada suatu saat ia harus memberhentikan 15.000 orang karyawan.

Dan hasilnya?
Motorola telah bangkit dan sekali lagi menjadi yang terdepan dalam industrinya.
Sebagai contoh, kualitas sekali lagi menjadi kata kunci di Motorola, para analis mempromosikan saham-saham Motorola dan produk-produk perusahaan menjadi pemimpin pasar lagi.
Akan tetapi Galvin belum selesai.
Ia sendiri berkata,
 “Ini semua merupakan suatu perjalanan, bukan tujuan”.

Dia merencanakan terus memperbarui dan mengembangkan perusahan untuk membuatnya semakin efektif.
Dia memiliki visi besar mengenai masa depan, visi yang diisi dengan produk-produk, teknologi dan pelayanan baru yang menakjubkan.
Dan Galvin melihat nama “Motorola’ menghasi lanskap teknologi masa depan.

Namun Di Indonesia , dan mungkin Di NEgara LAin,,
Pasar Elektronik khususnya Hape,,
Motorola Masih menjadi sebuah Merek yang diperhitungkan dalam masalah Fitur dan Gaya,,
Pertanyaan Motorola akan segera bangkrut muncul setelah perusahaan ini menyampaikan berita buruk dalam jumpa pers kuartalannya menyangkut bisnis handset yang terpuruk. Bisnis Motorola terus menurun selama dua tahun terakhir, dan sepertinya tidak akan bisa bangkit lagi hingga awal 2010 mendatang.
Masalah sangat berat dihadapi Motorola yang dilaporkan mendapat kerugian besar pada kuartal ketiga sekarang. Salah satu penyebabnya adalah tertundanya rencana pemisahan divisi handset serta belum berjalannya restrukturisasi jajaran bisnis yang diharapkan mampu menghasilkan produk sesuai selera konsumen.
Akibat ekonomi yang lumpuh karena resesi, serta langkah agresif Apple dan Research In Motion yang terus meluncurkan produk baru, membuat usaha Motorola untuk bertahan akan menjadi sangat berat. Namun berdasarkan pengalaman, pemulihan bisa saja terjadi. Banyak perusahaan yang bisa bangkit dari kematian. Dan dengan bintang baru co-CEO Sanjay Jha, Motorola berharap dapat memasukkan namanya sebagai perusahaan yang utuh kembali setelah menjadi abu.
"Kita sedang melihat proses kebangkrutan. Yang jelas perusahaan ini terus membuat kesalahan menghadapi ketatnya persaingan. Namun itu memang tidak mudah untuk menjadikan segala sesuatunya berjalan dengan benar," kata Sam Wilson, analis senior JMP Securities, dikutip dari situs www.inilah.com
Motorola merupakan penemu ponsel 35 tahun lalu saat insinyurnya memamerkan panggilan telepon tanpa kabel pertama. Sepuluh tahun kemudian, perangkat ini diproduksi untuk dijual secara komersial dengan nama "Brick."
Masalah utama yang dihadapi Motorola saat ini adalah tidak pernah mempunyai produk yang berhasil menggebrak pasar sejak memperkenalkan Razr ultra tipis pada 2004. Lebih parah lagi, perusahaan ini telah salah mengartikan perubahan paradigma di pasar ponsel. Konsumen telah berpindah dari fitur tradisional semacam Razr, ke ponsel yang lebih menawan semacam smartphone iPhone.
Meskipun begitu, Motorola memang tidak mengabaikan smartphone. Perusahaan ini memperkenalkan ponsel yang bertenaga dengan dilengkapi Windows Mobile bernama Motorola Q. Namun pesaing baru semacam Apple dengan iPhone dan Research in Motion dengan BlackBerry, telah secara jelas mencuri arena pertunjukan Motorola dan mendapat perhatian lebih dari penonton di kategori smartphone.
"Pasar bergerak karena dua produk perusahaan itu. Hanya tertinggal sedikit pertumbuhan di ponsel standar. Dan jika berfikir tentang smartphone, maka yang terlintas adalah iPhone dan BlackBerry. Tidak akan memikirkan Motorola
 
International Business Machines Corporation (disingkat IBM) adalah sebuah perusahaan Amerika Serikat yang memproduksi dan menjual perangkat keras dan perangkat lunak komputer. IBM didirikan pada 16 Juni 1911, beroperasi sejak 1888 dan berpusat di Armonk, New YorkAmerika Serikat.
IBM adalah perusahaan teknologi informasi terbesar di dunia, dan salah satu yang terus berlanjut dari abad 19. Dia memiliki teknisi dan konsultan di lebih dari 170 negara dan laboratorium pengembangan yang berlokasi di seluruh dunia, di setiap cabang ilmu komputer dan teknologi informasi; beberapa dari mereka adalah pionir di bidang mulai dari komputer mainframe ke nanoteknologi.
Mesin-mesin dan produk IBM yang sukses adalah Mainframe dengan sistem 370 (pada tahun 1960-an), IBM PC, AS/400 dan RS/6000 (1980-an), PowerPC CPU (1990-an, bekerja sama dengan Motorola, - sekarang Freescale). Dalam tahun-tahun belakangan ini, pendapatan jasa dan konsultasi lebih besar dari produksi. Samuel J. Palmisano dipilih menjadi CEO pada 29 Januari 2002 setelah memimpin Jasa Global IBM, dan menolongnya menjadi bisnis dengan "backlog" US$100 miliar di 2004.
Pada 2002 perusahaan ini menguatkan kemampuan nasihat bisnisnya dengan mengambil alih perusahaan jasa konsultan tekemuka PricewaterhouseCoopers. Perusahaan ini terus memfokuskan usahanya di konsultasi jawaban bisnis, jasa dan perangkat lunak, dan juga menekankan chip harga tinggi dan teknologi perangkat keras. Pada 2004 dia mempekerjakan sekitar 191.000 teknisi profesional. Yang termasuk 300-400 Teknisi Terkenal dan 50-60 "IBM fellow", teknisi paling senior. IBM Research memiliki delapan laboratorium riset yang terletak di belahan utara dunia, dengan setengahnya terletak di luar Amerika Serikat. Pegawai IBM telah meraih lima penghargaan Nobel. Di Amerika, mereka juga mendapatkan empat Penghargaan Turing, lima Medali Teknologi Nasional, dan lima Medali Sains Nasional, dan juga banyak lagi di luar Amerika. Pada 1 Mei 2005, divisi PC IBM secara resmi diambil alih oleh perusahaan Lenovo yang berpusat di Republik Rakyat Cina.CEO IBM sekarang adalah Samuel J. Palmisano yang menggantikan Louis V. Gerstner sejak tanggal 29 Januari 2002. Louis V. Gerstner menjadi CEO IBM selama 10 tahun menggantikan John Ackers yang dipecat karena hampir membangkrutkan IBM pada tahun 1992. Sebelumnya Louis V. Gerstner bekerja untuk Nabisco.
1. Perkembangan IBM di Indonesia
IBM beroperasi di Indonesia sejak pra-Perang Dunia II. Sekarang IBM tidak beroperasi secara langsung di Indonesia, tetapi melalui agen tunggal mereka yaitu PT Usaha Sistem Informasi Jaya yang merupakan patungan dari Pemerintah Daerah DKI Jakarta dan para karyawan senior.

IBM memutuskan keluar dari Indonesia karena aturan yang melarang perusahaan asing beroperasi di Indonesia tanpa memiliki partner lokal pada tahun 1970-an. Salah satu proyek terkenal PT Usaha Sistem Informasi Jaya adalah pemugaran candi Borobudur di Jawa Tengah. Komputer "Mainframe" IBM dipergunakan untuk mengetahui posisi suatu potongan batu di candi tersebut.

Kantor pusat PT Usaha Sistem Informasi Jaya terletak di Jakarta Selatan. Di Indonesia PT Usaha Sistem Informasi Jaya memiliki beberapa anak perusahaan, di antaranya PT Mitra Integrasi Komputindo, PT. Jasa Teknologi Informasi IBM
2. Riset dan Penemuan IBM
Di tahun 1945, The Watson Scientific Computing Laboratory didirikan di Columbia University, New York. Fasilitas ini digunakan untuk sains murni, dan menjadi awal mula divisi riset IBM yang kini mengoperasikan dan mengelola fasilitas-fasilitas riset IBM di seluruh dunia. IBM juga merupakan salah satu penggerak utama Open Source Initiative, dan mulai mendukung Linux di tahun 1998. Perusahaan menginvestasikan milyaran dollar untuk pengembangan perangkat lunak dan jasa berbasis Linux lewat IBM Linux Technology Center, termasuk di dalamnya 300 orang pengembang kernel Linux. IBM juga banyak meluncurkan kode dalam bentuk lisensi sumber terbuka, seperti kerangka kerja perangkat lunak Eclipse. Penemuan terkenal yang dihasilkan oleh ilmuwan IBM antara lain:
  • Automated teller machine (ATM)
  • Floppy disk
  • Hard disk drive
  • Electronic keypunch
  • Magnetic stripe card
  • Mesin virtual
  • Scanning tunneling microscope
  • Reduced instruction set computing
  • Basis data relasional
  • Universal Product Code (UPC)
  • SABRE airline reservation system
  • Dynamic Random Access Memory (DRAM)
  • Watson artificial intelligence
3.  Jenis Jasa atau Barang TIK yang ditawarkan
1. Perangkat keras
  • Mesin server 
o System P (Server Unix)
o System I (Dulu namanya AS/400)
o System X (Server dengan Prosesor intel/AMD)
  • Teknologi penyimpanan (storage)
  • Pencetak
2. Perangkat lunak
  • DB2: pengelolaan data
  • WebSphere: aplikasi dan penengah (middleware)
  • Tivoli: pengelolaan sistem dan jaringan
  • Rational: pembuatan aplikasi
  • Lotus: kolaborasi dan portal
3. Pelayanan (service)
  • Pelayanan kelangsungan bisnis
  • Pelayanan perubahan bisnis
  • Pelayanan sistem aplikasi
  • Perawatan komputer
  • Perawatan perangkat lunak
Di Indonesia, IBM memegang pangsa pasar yang cukup kuat khususnya di bidang hardware seperti server dan storage (media penyimpanan). Salah satu server IBM yang memimpin ialah IBM System x dengan basis prosesor Intel atau juga dikenal dengan istilah x86.

IBM Indonesia juga menawarkan banyak program promosi untuk para pelanggannya. Salah satu program yang sedang berjalan ialah IBM System x End User Promo Holiday Blast yang berlaku hingga akhir September 2013 nanti. Dimana setiap pembelian satu paket server IBM System x, pembeli berkesempatan untuk mendapatkan voucher belanja bernilai hingga 5 juta Rupiah. Apabila pembeli belum pernah menggunakan server IBM System x sebelumnya, IBM akan menambahkan lagi voucher belanja sejumlah 1 juta rupiah sebagai bentuk apresiasi kepada pembeli yang mau mempercayakan perkembangan kinerja perusahaannya kepada IBM System x. Program promo IBM System x semacam ini dapat dilihat lebih lengkap di www.bestibmdeals.com/id.

Dengan dukungan yang demikian penuh oleh IBM, baik menggunakan maupun berjualan IBM, keduanya sama-sama memberikan kepuasan dan kesuksesan bagi bisnis yang terus berkembang dengan pesat. (adv) 
4.  Luas Lingkup Area Bisnis IBM
Kompleks kantor pusat IBM terletak di Armonk, Town of North Castle, New York, Amerika Serikat, dengan luas bangunan 26,300 m2. Kantor ini ditempati IBM sejak tahun 1964. IBM juga memiliki dua belas laboratorium penelitian di seluruh dunia—Almaden, Austin, Australia, Brazil, China, Dublin, Israel, India, Tokyo, Watson (New York), Zurich and Nairobi—dengan Watson sebagai markas pusat divisi riset dan menjadi pusat pertemuan tahunannya. IBM juga memiliki IBM Scientific Center, Hursley House, the Canada Head Office Building, IBM Rochester, dan the Somers Office Complex. Bangunan milik IBM, 330 North Wabash yang didesain oleh Ludwig Mies van der Rohe mendapatkan Honor Award dari National Building Museum pada tahun 1990.
Dewan Direksi IBM terdiri dari 14 anggota dan bertanggung jawab terhadap manajemen perusahaan. Salah satu anggotanya, Cathie Black, mundur pada November 2010. 13 anggota lainnya adalah: Alain J. P. Belda '08 (Alcoa), William R. Brody '07 (Salk Institute / Johns Hopkins University), Kenneth Chenault '98 (American Express), Michael L. Eskew '05 (UPS), Shirley Ann Jackson '05 (Rensselaer Polytechnic Institute), Andrew N. Liveris '10 (Dow Chemical), W. James McNerney, Jr. '09 (Boeing), James W. Owens '06 (Caterpillar), Samuel J. Palmisano '00 (IBM), Joan Spero '04 (Doris Duke Charitable Foundation), Sidney Taurel '01 (Eli Lilly), and Lorenzo Zambrano '03 (Cemex).
IBM adalah perusahaan teknologi informasi terbesar di dunia, dan salah satu yang terus berlanjut dari abad 19. Dia memiliki teknisi dan konsultan di lebih dari 170 negara dan laboratorium pengembangan yang berlokasi di seluruh dunia, di setiap cabang ilmu komputer dan teknologi informasi; beberapa dari mereka adalah pionir di bidang mulai dari komputer mainframe ke nanoteknologi.
Mengakuisisi IBM
Tahun berikutnya menjadi catatan sejarah Lenovo yang cukup menjadi sorotan. Perusahaan ini kemudian menjadi bahan pembicaraan internasional setelah sukses mengambil alih divisi komputer IBM, perusahaan terkemuka di Amerika. Dengan bergabungnya unit PC IBM di bawah Lenovo membuat perusahaan ini semakin dikenal, Lenovo pun kemudian mulai terdengar namanya sebagian produsen server, komputer genggam, perangkat pencitraan, dan telepon genggam terbaik. Perusahaan ini pun memiliki tujuan agar bisa dikenal sebagai produsen PC terbesar. Didirikannya markas kedua perusahaan ini Amerika membuat perusahaan ini semakin melebarkan sayapnya.
Tahun 2005-2009, Lenovo mengalami masa yang cukup baik. Akuisisi dengan IBM, berpengaruh pada sektor penjualan komputer yang cukup meningkat. Terutama untuk produk Lenovo Thinkpad, laptop tangguh besutan Lenovo dan IBM. Lenovo pun juga membukukan penjualan yang cukup baik untuk sektor lainnya.

Jadi, dapat dikatakan bahwa cakupan area bisnis IBM sangatlah luas dan hampir tiap negara terdapat perusahaan IBM.
5.  Profile Perusahaan IBM
IBM sebuah perusahaan besar yang mendunia, pernah mengalami masa-masa krisis. Dimana mereka hampir menuju kebangkrutan. Namun seorang penyelamat IBM bernama Louis V. Gerstner mampu membangkitkan kembali IBM menuju puncak kejayaannya lagi. Kita lihat secara ringkas perjalannya dibawah ini.
a. Profil IBM
Berdiri tahun 1911, sebagai perusahaan CTR (Computing Tabulating Recording) yang merupakan merger dari 3 perusahaan.
  • Tahun 1952, berekspansi secara international dengan slogan etika kerjanya “THINK”
  • Tahun 1984, merupakan puncak kejayaan IBM
  • Tahun 1991, IBM mulai mengalami kerugian
  • Tahun 1994, IBM mulai bangkit di bawah kepemimpinan CEO Louis V Gerstner
b. Profil Louis V. Gerstner  (CEO IBM 1993-2002)
  • Tidak memiliki latar belakang di bidang teknologi
  • Memiliki kemampuan sebagai seorang visioner dan bisa melihat peluang di masa depan
  • Pemimpin yang efektif karena memiliki motivasi, integritas, kepercayaan diri, kecerdasan, pengetahuan bisnis, dan kecerdasan emosional
  • Selama di IBM, Gerstner belajar 3 aspek kepemimpinan,  yaitu : Fokus, Eksekusi, Memimpin
c. Yang Dimiliki IBM Saat Itu
  • Memiliki tenaga kerja yang berbakat dan teknologi canggih
  • Kinerja rendah dan mendekati keruntuhan sebelum kepemimpinan Gerstner
  • Perusahaan terobsesi pada kesempurnaan dalam organisasi dan mengabaikan pelanggan
  • Mengalami kerugian yang cukup besar yang disebabkan beberapa kendala.

d. Kendala yang Dihadapi
  • Faktor Internal :
1. Strategi dan kultur perusahaan tidak adaptif terhadap perubahan
2. Organisasi yang resisten terhadap perubahan
3. Disfungsional birokrasi
  • Faktor Eksternal :
1. Perubahan kebutuhan pelanggan
2. Penawaran kompetitor yang lebih baik

e. Strategi yang Diterapkan Gerstner
  • Melakukan turnaround dengan membentuk tim eksekutif, mengirim mereka ke training center untuk      “perubahan mental”
  • Penjabaran visi-misi shareholder kepada seluruh karyawan
  • Gertsner mengubah kultur organisasi perusahaan menjadi lebih adaptif dan sesuai perubahan
  • Mengubah strategi “product centric” menjadi “customer centric” untuk meningkatkan pendapatan
  • Melakukan downsizing dan downscoping dan Hasil yang Dicapai
  • Melakukan turnaround terbesar selama sejarah perusahaan dunia
  • Tahun 2001, harga saham IBM dan ROE mencapai titik tertinggi selama kepemimpinan Gerstner

f. Prinsip Dasar IBM
  1. Pasar menjadi tenaga pendorong di balik apapun yang kita kerjakan
  2. Inti bisnis IBM adalah perusahaan teknologi yang memiliki komitmen tinggi terhadap mutu
  3. Ukuran utama dari sukses adalah kepuasan pelanggan dan nilai bagi pemegang saham
  4. Kita beroperasi sebagai organisasi entrepreneurial dengan birokrasi minimum dan senantiasa fokus pada produktivitas
  5. Kita tidak pernah kehilangan focus terhadap visi strategik
  6. Kita berpikir dan bertindak berdasarkan urgensi
  7. Karyawan yang hebat dan berdedikasi membuat semuanya terjadi, terutama bila mereka bekerja secara tim
  8. Kita sensitif terhadap kebutuhan karyawan dan komunitas di mana kita beroperasi

g.
 Kesimpulan
  • Pemberian kompensasi tinggi untuk menghargai shareholder
  • Kemampuan bersifat dinamis mendorong kemampuan eksplorasi pasar dan teknologi mengikuti perkembangan jaman
  • Seorang pemimpin harus mampu memimpin secara fokus dan mengeksekusi strategi yang sudah direncanakan dengan baik

Senin, 18 April 2016

kekalahan raksasa industri elektronika jepang







Terdapat beberapa faktor penyebab kekalahan industri elektronika jepang seperti yang saya baca di dalam Analisis Penyebab Kemunduran Raksasa-raksasa Industri Elektronika Jepang ,


Kita tentu mengenal nama besar Sony, Panasonic, Sharp, Toshiba dan Sanyo. Hari-hari ini, langit Tokyo amat mendung. Ada kegetiran yang mencekam di balik gedung-gedung raksasa di sana. Industri elektronika Jepang yang begitu digdaya 20 tahun silam, pelan-pelan memasuki lorong kegelapan yang terasa perih.
Beberapa waktu lalu, Sony diikuti Panasonic dan Sharp mengumumkan angka kerugian trilyunan rupiah. Harga-harga saham mereka roboh berkeping-keping. Sanyo bahkan harus rela menjual dirinya lantaran sudah hampir kolaps. Sharp berencana menutup divisi AC dan TV Aquos-nya. Sony dan Panasonic akan mem-PHK ribuan karyawan mereka.
Serbuan Samsung dan LG mungkin terasa begitu telak. Di mata orang Jepang, kedua produk Korea itu tampak seperti predator yang telah meremuk-redamkan mereka di mana-mana. Di sisi lain, produk-produk elektronika dari China dan produk domestik dengan harga yang amat murah juga terus menggerus pasar produk Jepang. Lalu, dalam kategori gadget, Apple telah membuat Sony tampak seperti robot yang bodoh dan tolol. What went wrong? Kenapa perusahaan-perusahaan top Jepang itu jadi seperti pecundang?
Ada tiga faktor penyebab fundamental yang bisa dipetik sebagai pelajaran.


Faktor 1 : Harmony Culture Error. Dalam era digital seperti saat ini, kecepatan adalah kunci. Speed in decision making. Speed in product development. Speed in product launch. Dan persis di titik vital ini, perusahaan Jepang terseok-seok karena budaya mereka yang mengagungkan harmoni dan konsensus (kesepakatan bersama). Top manajemen Jepang bisa rapat berminggu-minggu sekedar untuk menemukan konsensus mengenai produk apa yang akan diluncurkan. Dan begitu rapat mereka selesai, Samsung atau LG sudah keluar dengan produk baru, dan para senior manajer Jepang itu hanya bisa melongo. Budaya yang mementingkan konsensus membuat perusahaan-perusahaan Jepang lamban mengambil keputusan (dan dalam era digital ini artinya tragedi). Budaya yang menjaga harmoni juga membuat ide-ide kreatif yang radikal nyaris tidak pernah bisa mekar. Sebab mereka keburu mati.

Faktor 2 : Seniority Error. Dalam era digital, inovasi adalah nafas. Sayangnya, budaya inovasi ini tidak kompatibel dengan budaya kerja yang mementingkan senioritas serta budaya sungkan pada atasan. Sialnya, nyaris semua perusahaan-perusahaan Jepang memelihara budaya senioritas -mirip dengan kultur Indonesia ya? Di perusahaan Jepang, hampir pasti Anda tidak akan menemukan Senior Managers dalam usia 30-an tahun. Never. Istilah Rising Stars dan Young Creative Guy adalah hal asing. Promosi jabatan di hampir semua perusahaan Jepang berpaku pada senioritas. Yang tua pasti didahulukan, no matter what. Dan ini dia: di perusahaan Jepang, loyalitas pasti akan sampai pensiun. Jadi terus bekerja di satu tempat sampai pensiun adalah kelaziman. Lalu apa artinya semua itu bagi inovasi ? Kematian dini. Ya, dalam budaya senioritas dan loyalitas permanen, benih-benih inovasi akan mudah layu, dan kemudian pingsan. Masuk ICU lalu mati.

Faktor 3 : Old Nation Error. Faktor terakhir ini mungkin ada kaitannya dengan faktor kedua. Dan juga dengan aspek demografi. Jepang adalah negeri yang menua. Maksudnya, lebih dari separo penduduk Jepang berusia diatas 50 tahun. Implikasinya : mayoritas Senior Manager di beragam perusahaan Jepang masuk dalam kategori itu. Kategori karyawan yang sudah menua. Disini hukum alam berlaku. Karyawan yang sudah menua, dan bertahun-tahun bekerja pada lingkungan yang sama, biasanya kurang peka dengan perubahan yang berlangsung cepat
Satu faktor tambahan lagi.
 

Faktor 4 : Salah Fokus. Lihatlah iklan-iklan produk Jepang, rata-rata menampilkan keunggulan fitur produk dan spesifikasinya. Misalkan smartphone X tahan air sampai kedalaman 10 meter. Bandingkan dengan iklan produk Samsung misalnya, penekanan dan visualisasinya lebih kepada pengguna, people, konsumen. Dan value. Di iklan Samsung di bawah ini misalnya, yang ditampilkan adalah kehangatan keluarga.
Diksi atau pilihan kata sangat menentukan persepsi masyarakat sekarang tentang suatu produk. Masyarakat tidak ingin merasa ditawari secara terang-terangan. Dan hal teknis seperti spesifikasi dan fitur harus dibahasakan dengan lebih luwes dan mudah dimengerti. Contohnya Steve Jobs lebih memilih “1000 lagu dalam sakumu” dibanding mengatakan “iPod memiliki kapasitas penyimpanan sekian Gb”. Jepang nampaknya tidak menyadari itu.